Rabu, 05 Oktober 2016

Kesadaran Bikameral, Manusia Tidak Berbicara Dengan Dirinya Sendiri?

post-feature-image

Dalam teori Bikameral Julian Jaynes disebutkan bahwa kesadaran terjadi ketika kita benar-benar menyadari, ini merupakan akuisisi yang relatif baru bagi manusia dan berusia sekitar 5000 tahun, dimana manusia sebelumnya memiliki pikiran Bikameral yang mampu saling introspeksi. Menurut Janyes, manusia primitif pertama menggunakan kedua belahan otak dengan evolusi bahasa, dimana ide dan konsep diwakili melalui suara (kata) dan memungkinkan belahan otak lain berkomunikasi dengan cara yang tidak biasa.

Kedua belahan otak Bikameral manusia primitif bertindak lebih mandiri dari pada manusia modern. Contohnya manusia modern saat ini memiliki titik pusat bahasa di belahan otak dominan, biasanya sisi kiri bagi orang yang dominan menggunakan tangan kanan, tapi belahan non-dominan membuat dirinya dikenal selama masa stres atau dalam tekanan.

Teori Bikameral Julian Jaynes 


Belahan otak non-dominan berpikir secara berbeda, dan mereka umumnya memiliki penampilan berbeda di aktifitas dunia. Mereka sering dapat melihat hal-hal aneh dan membuat penilaian yang hemisfer. Pikiran bikameral lebih terpisah dan belahan non-dominan membuat gambaran yang dikenal dengan cara mengirimkan halusinasi pendengaran, biasanya dalam bentuk perintah verbal, saran atau prediksi. Hal ini tidak berbeda dari halusinasi pendengaran yang mengganggu penderita skizofrenia, menurut Jaynes bahwa skizofrenia adalah regresi pikiran bikameral dari nenek moyang kita. 


Menurut Jaynes, halusinasi pendengaran bikameral umumnya merupakan suara Tuhan yang kemudian ditulis pada teks-teks kuno. Merupakan halusinasi pendengaran yang berasal dari belahan non-dominan yang dikaitkan dengan orang tua, almarhum, dewa dan patung-patung. Tetapi mentalitas bikameral seperti ini mulai rusak atau terhenti selama milenium kedua sebelum Masehi, kebanyakan orang mulai hidup di kota-kota dan bertemu dengan orang asing dari budaya yang berbeda dan berbicara dengan bahasa yang berbeda. 

Berbagai aturan tertulis, ilmua pengetahuan dan hukum telah mengambil alih peran sosialisasi dari suara batin, dan entah bagaimana pikiran bikameral telah berubah menjadi otak terpadu. Dimana fungsi dari kedua belahan otak dapat digunakan untuk memahami perkembangan dunia, sebuah konsep yang akhirnya mengembangkan konsep abstrak diri, yaitu 'Aku'. 
Terkadang kita berbicara kepada diri sendiri, suara batin yang terdengar mencerca atau membacakan argumen logis untuk memecahkan masalah. Suara konstan ini memanfaatkan pusat kamus bahasa yang sama dengan bahasa yang biasa kita ucapkan, semua itu berjalan secara otomatis yang diamati oleh kesadaran.

Suara batin tergantung pada pusat-pusat yang terlibat dalam kegiatannya, bukan berasal dari memori/kenangan sesuatu yang kita dengar atau pernah membayangkannya. Semua ini nyata dari narasi otak yang dibuat oleh pusat-pusat bahasa di sisi yang paling dominan, bahkan sering termotivasi dari sisi otak non-dominan.

Referensi

  • The Origin of Consciousness in the Breakdown of the Bicameral Mind, by Julian Jaynes, 2000
  • Representation of consciousness, by Robert Fludd, image courtesy of Wikimedia Commons
sumber:"http://www.isains.com/2016/05/kesadaran-bikameral-manusia-tidak.html"


EmoticonEmoticon